Kamis, 28 Februari 2013

RANGKUMAN HUKUM NUN MATI DAN TANWIN & HUKUM MIM MATI | HUKUM BACAAN TAJWID


Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dalam Al Qur'an
Hukum Nun mati dan Tanwin dalam Al Qur'an berdasarkan ilmu tajwid yang terdapat 4 hukum. Hukum ini berlaku jika nun mati atau tanwin tersebut bertemu huruf-huruf tertentu. Tentunya bukan huruf alfabet Indonesia. Hehehh.

4 Hukum tersebut antara lain yakni:
Idzhar Halqi
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf Halqi (tenggorokan) seperti: alif/hamzah (ء), ha' (ح), kha' (خ), 'ain (ع), ghain (غ), dan ha' (ه), maka ia harus dibaca jelas. artinya tidak boleh disamar-2kan atau didengung-2kan.

Contoh:   
نَارٌ حَامِيَةٌ
(dalam contoh diatas dapat terlihat tanda tanwin pada huruf Ra' bertemu dengan huruf Halqi berupa ha')
Idgham
Hukum bacaan Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Idgham Bighunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti: mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya' (ي), maka ia harus dibaca melebur (mengikuti huruf didepannya) dengan dengung.

Contoh: 
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah. 
(sangat tampak posisi tanwin yang terdapat pada huruf Dal bertemu dengan huruf Mim didepannya) 

2. Idgham Bilaghunnah 
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti ra' (
ر) dan lam (ل), maka ia harus dibaca melebur tanpa dengung.

Contoh: 
مَنْ لَمْ harus dibaca Mal lam bukan Man Lam 
Pengecualian hukum Idgham
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti بُنْيَانٌاَدُّنْيَاقِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca jelas. dalam sebuah keterangan bacaan ini di hukumi sebagai Idhar Mutlak. So, gak bisa diganggu gugat.
Iqlab
Hukum Iqlab terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba' (ب). Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berubah menjadi bunyi mim.

Contoh: 
لَيُنۢبَذَنَّ harus cara membacanya Layumbadzanna bukan Layunbadzanna apalagi Layungbadzanna.


Ikhfa' haqiqi

Jika terdapat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta'(ت), tha' (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), fa' (م), qof (م), dan kaf (ك), maka ia harus dibaca samar-samar (antara Idzhar dan Idgham)

Contoh:  
نَقْعًا فَوَسَطْنَ
 tanda tanwin tersebut di baca 'aangfa.
Disarikan dari berbagai sumber literatur ilmu tajwid.



HUKUM MIM MATI | HUKUM BACAAN TAJWID

Hukum Mim Mati | Hukum Bacaan Tajwid - Kali Ini Duasatu.Web.id Akan Berbagi Informasi tentangHukum Mim Mati | Hukum Bacaan Tajwid. Kalau sebelumnya kita sudah mempelajari hukum bacaan tajwid untuk hukum nun mati dan tanwin, kali ini kita akan membahas tentang Hukum Mim Mati.

Hukum mim mati adalah salah satu tajwid yang terdapat dalam Al-Qur'an. Hukum ini berlaku jika mim mati bertemu huruf-huruf tertentu. Untuk Hukum Mim Mati terdiri dari tiga jenis, antara lain:

1. Ikhfa’ Syafawi
Ikhfa’ Syafawi yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba’. Cara pengucapannya mim tampak samar (bibir tanpa ditekan kuat) disertai dengan ghunnah. Contoh: تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍِ

2. Idgham Mitslain
Idgham Mitslain atau idgham mimi yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim. Cara pengucapannya harus disertai dengan ghunnah.
Contoh: إنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌ

3. Izh-har Syafawi
Izh-har Syafawi yaitu apabila mim mati bertemu dengan selain huruf mim dan ba’. Cara pengucapannya adalah mim harus dibaca jelas, harus tampak jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu dengan fa’ dan waw. Sedikitpun mim tidak boleh terpengaruh makhroj fa’ dan waw walaupun makhrojnya berdekatan/sama. Contoh: أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ـ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ

Nah, semoga informasi Hukum Mim Mati di atas bermanfaat untuk Anda yang sedang belajar ilmu tajwid untuk membaca Al Quran. Kita akan membahas hukum tajwid lainnya pada kesempatan lain.

Sekian Dan Terimakasih

SUMBER-SUMBER

Selasa, 26 Februari 2013

4 Golongan Marga Arab Hadramaut

Secara umum penggolongan Marga Arab Hadramaut itu dikategorikan dalam 4 golongan:
  1. Alawiyin (golongan keturunan Rasulullah via keturunan Ahmad bin Isa (AlMuhajir))
  2. Qabili / Qabail / Qabayl (golongan yang memegang senjata)
  3. Masaikh / Dhaif (gologang pedagang / petani / rakyat kebanyakan)
  4. Abid (golongan pembantu / hamba sahaya)

Latar Belakang

Alkisah, golongan Alawiyin karena desakan politik di persia (iran) terpaksa hijrah mencari penghidupan yang lebih baik ke daerah Hadramaut. Disana mereka menyampaikan kepada beberapa muqaddam (kepada suku) mengenai maksud untuk tinggal di Hadramaut dan juga menerangkan jati diri mereka (sebagai turunan Rasulullah). Sebelum secara resmi mereka diterima, muqaddam disaat itu mengirim utusan ke Hejaz untuk mengecek mengenai keberadaan mereka (terutama status turunan Rasul). Namun, setelah beberapa waktu, ada satu keluarga di Hadramout tersebut yang langsung menerima golongan Alawiyin ini untuk tinggal tanpa menunggu kepulangan utusan yang dikirim dan penerimaan secara resmi. Selanjutnya keluarga ini dikenal dengan nama keluarga Bafadhal, yaitu “golongan yang menerima”
Di bawah ini adalah daftar nama marga orang Arab keturunan Yaman (suku Arab Hadramaut):

A

  • Abbad, Abdul Aziz, Abudan, Aglag, Al Abd Baqi, Al Aidid, Al Ali Al Hajj, Al Amri, Al Amudi, Al As, Al As-Safi, Al Ba Abud, Al Ba Faraj, Al Ba Harun, Al Ba Raqbah, Al Baar, Al Bagdadi, Al Baiti, Al Bakri, Al Bal Faqih, Al Barak, Al Bargi, Al Barhim, Al Batati, Al Bawahab, Al Bin Jindan, Al Bin Sahal, Al Bin Semit, Al Bin Yahya, Al Bukkar, Al Fad’aq, Al Falugah, Al Gadri, Al Habsy, Al Hadi, Al Hadi, Al Halagi, Al Hasani, Al Hasyim, Al Hilabi, Al Hinduan, Al Huraibi, Al Aydrus, Al Jabri, Al Jaidi, Al Jailani, Al Junaid, Al Kalali, Al Kalilah, Al Katiri, Al Khamis, Al Khatib, Al Kherid, Al Madhir, Al Mahdali, Al Mahfuzh, Al Matrif, Al Maula Dawilah, Al Maula Khailah, Al Munawwar, Al Musawa, Al Mutahhar, Al Qadri, Al Qaiti, Al Qannas, Al Rubaki, Al Waini, Al Yafi’ie, Al Yamani, AlMathori, AlMukarom, Ambadar, Arfan, Argubi, Askar, Assa’di, Assaili, Asy Syarfi, Attamimi, Attuwi, Azzagladi,al Dames

B

  • Ba Abdullah, Ba Attiiyah, Ba Atwa, Ba Awath, Ba Dekuk, Ba’ Dib, Ba Faqih, Ba Sendit, Ba Siul, Ba Sya’ib Bin Ma’tuf Bin Suit, Ba Syaiban, Ba Tebah, Ba Zouw, Ba’asyir, Babadan, Babten, Badegel, Badeges, Ba’dokh, Bafana, Bafadual, Bagaramah, Bagarib, Bagges, Bagoats, Bahafdullah, Bahaj, Bahalwan, Bahanan, Baharmus, Baharthah, Bahfen, Bahmid, Bahroh, Bachrak, Bahsen, Bahwal, Bahweres, Baisa, Bajabir, Bajened, Bajerei, Bajrei, Bajruk, Bakarman, Baksir, Baktal, Baktir, Bal Afif, Baladraf, Balahjam, Balasga, Balaswad, Balfas, Baljun, Balweel, Bamakundu, Bamasri, Bamasak , Bamatraf, Bamatrus, Bamazro, Bamu’min, Banaemun, Banafe, Bana’mah, Banser, Baraba, Baraja, Barakwan, Barasy, Barawas, Bareyek, Baridwan, Barjib, Baruk, Basalamah, Basalim, Basalmah, Basgefan, Bashay, Ba’sin, Baslum, Basmeleh, Basofi, Basumbul, Baswel, Baswer, Basyarahil, Batarfi, Bathef, Bathog, Ba’Tuk, Bawazier, Baweel, Bayahayya, Bayasut, Bazandokh, Bazargan, Bazeid, Billahwal, Bin Abd Aziz, Bin Abd Samad, Bin Abdat, Bin Abri, Bin Addar, Bin Afif, Bin Ajaz, Bin Amri, Bin Amrun, Bin Anuz, Bin Bisir, Bin Bugri, Bin Coger, Bin Dawil, Bin Diab, Bin Duwais, Bin Faris, Bin Gannas, Bin Gasir, Bin Ghanim, Bin Ghozi, Bin Gozan, Bin Guddeh, Bin Guriyyib, Bin Hadzir, Bin Hafidz, Bin Halabi, Bin Hamid, Bin Hana, Bin Hatrash, Bin Hilabi,Bin Hizam, Bin Hud, Bin Humam, Bin Huwel, Bin Ibadi, Bin Isa, Bin Jaidi, Bin Jobah, Bin Juber, Bin Kartam, Bin Kartim, Bin Keleb, Bin Khalifa, Bin Khamis, Bin Khubran, Bin Mahri, Bin Mahfuzh, Bin Makki, Bin Maretan, Bin Marta, Bin Mattasy, Bin Mazham, Bin Muhammad, Bin Munif, Bin Mutahar, Bin Mutliq, Bin Nahdi, Bin Nahed, Bin Nub, Bin On, Bin Qarmus, Bin Sadi, Bin Said, Bin Sanad, Bin Seger, Bin Seif, Bin Syahbal, Bin Syaiban, Bin Syamil, Bin Syamlan, Bin Syirman, Bin Syuaib, Bin Tahar, Bin Ta’lab, Bin Sungkar, Bin Tebe, Bin Thahir, Bin Tsabit, Bin Ulus, Bin Usman, Bin Wizer, Bin Zagr, Bin Zaidan, Bin Zaidi, Bin Zimah, Bin Zoo, Bukkar,Badziher.

T

  • Thalib

G

  • Ghana’

H

  • Haidrah, Hamde, Hamadah, Harhara, Hatrash, Hubeisy,Hayaze, Hasni, Humaid

J

  • Jawas, Jibran, Jabli

K

  • Karamah, Kurbi

M

  • Magadh, Makarim, Marfadi, Martak, Mashabi, Mugezeh, Munabari, Mahdami,Machdan

N

  • Nabhan

S

  • Sallum, Shahabi, Shogun, Sungkar, Syaiban, Syammach, Syawik,Syagran.

U

  • Ugbah, Ummayyer

Z

  • Za’bal, Zaidan, jurhum, Zeban, Zubaidi
  •   SUMBER

Minggu, 24 Februari 2013

HUKUM SYARIFAH MENIKAH BUKAN DENGAN SAYYID

 FONT INDONESIAN
Sedikit Informasi ringkas kurang lebih nya Semua di bawah ini adalah pendapat ulama’2 yang mu’tabar dan juga para salaf Ba’alawi terdahulu yang terkenal dengan ilmu dan kesolehan mereka.
1) Di dalam Mazhab Shafie’, kafaah di dalam nasab adalah wajib. (Kafaah dalam bahasa arab sederajat)
2) Imam Shafie mengatakan di dalam kitabnya Al-Um disbeutkan bahwa: ” Dan bukan nikah yang tidak sekufu (yang tidak sederajat)’ itu haram dan aku menolaknya,tetapi ia adalah suatu kekurangan pada yang ingin menikah itu dan juga wali2nya.Dan jika dia dan wali2nya tetap ridho akan kekurangan itu maka aku tidak menolaknya.”
3) Berkata Ulama2 di dalam mazhab shafie’,walau pun imam shafie’ membolehkan demikian tapi hukumnya adalah sangat makruh.
4) JIka perkahwinan itu tetap diteruskan tanpa ada ridho, maka Imam Shafie’ sendiri dalam kitabnya Al-Um mengatakan nikahnya itu batil.
5) Di dalam kitab “Majmuk” Imam Nawawi, menyebutkan bahwa Mazhab Imam Ahmad ibnu Hanbal dan Mazhab Imam Sufyan Assauri menyebutkan perkahwinannya tetap tidak sah walaupun perempuan itu dan seluruh wali2nya Ridho.
6) Imam Ibnu Qudamah di dalam kitabnya “Almughni” Di dalam Mazhab Imam Ahmad Ibnu Hanbal menerangkan yang maksudnya secara ringkas: ” Di dalam Mazhab Imam Ahmad Ibnu Hanbal, jika si perempuan dan seluruh wali2nya setuju untuk berkahwin tanpa kafaah, tetap tidak sah nikahnya, dan ada juga pendapat di dalam Mazhab Imam Shafi’e yang mengatakan sedemikian”
7) Alhabib Al’Allamah Alwi Bin Ahmad Alsaggoff di dalam kitabnya “Tarshiihul Mustafiidiin” mengatakan bahwa yang dimaksud secara ringkas: “bahwa Ulama’ dari keturunan Ba’alawi sejak dahulu lagi, telah berijtihad dan mengikut pendapat yang sama yang diijtihadkan oleh Imam Ahmad Ibnu Hanbal bahwa perlu mengi’tibarkan Ridho seluruh keluarganya yang dekat dan yang jauh (Iaitu seluruh keturunan Rasulullah Yang ada sekarang) di dalam kafaah.”
  di sebutkan pula : “bahwa pada zaman Daulah ‘Uthmaaniyyah,mereka menyokong dan memperaktikkan hukum ini. Dan memerintahkan pemerintah Haramain (Makkah dan Madinah) ketika itu untuk memperaktikkan hukum itu juga.”
9) Alhabib Al’Allaamah Abdurrahman Bin Muhammad Almasyhur Mufti Hadhramaout berkata di dalam kitabnya “Bughyatul Mustarshidiin” yang berisi ringkasan : ” Aku tidak melihat bolehnya seorang sharifah bernikah dengan yang bukan syed,walau pun perempuan itu dan wali2nya semua redho.”
10) Beliau berkata lagi yang ringkasan maksudnya: Walau pun ada diantara ulama’ yang membolehkannya,tetapi salaf Ba’alawi kita mempunyai ijtihad yang sukar bagi seorang Faqih mengetahui rahsianya, maka serahkanlah saaja pada mereka, kamu akan selamat, atau jangan mengikuti mereka, maka kamu akan rugi dan menyesal.
11) Beliau berkata lagi yang ringkasan maksudnya: Para salaf Ba’alawi kita diantara mereka orang yang Faqih, bahkan mujtahid dan wali2, bahkan Qutub2. Dan tak pernah aku dengar ada diantara mereka yang menikahkan anak perempuan mereka kepada bukan saadah.
12) Beliau menyebut pula kata2 Alhabib Al’allamah Abdullah Bin Umar Bin Yahya yang berisi ringkasan sebagai berikut : “Yang diamalkan saadah Ba’alawi,selepas wujudnya kafaah di dalam nasab,mereka tidak hiraukan lagi kafaah pada yang lain lainnya seperti pekerjaan,ilmu,Solih atau tidak dan sebagainya,Kerana ada yang lebih penting dari itu iaitu kafaaah dalam nasab.
13) Beliau berkata lagi yang ringkasan maksudnya : ” Aku takut bagi mereka yang tidak mengikut pandangan salaf Ba’alawi maka dia akan jauh dari Allah.kerana mereka adalah ulama’ yang unggul,mereka tidak menolak pendapat ulama’ yang lain kecuali dengan sebab.Dengan pendapat mereka itulah diamalkan pemerintah kita di Hadhramout dari dulu hingga sekarang.
*** Ini lah sedikit Informasi yang berdasarkan pada pandangan Ulama’ dan Salaf Ba’alawi yang terdahulu.
Wallahua’lam


SUMBER

PENGERTIAN ALAWIYIN


ASS.WR.WB
Dalam kehidupan di Indonesia kata HABIB  sudah tidak asing lagi di masyarakat. Sebutan HABIB merupakan sebuah gelar yang di sematkan para pecintanya sebagai salah satu bentuk penghoramatan  kepada RASULULLAH SHALLAU “ALAIHI WASALAM . Di beberapa Negara, sebutan untuk DZURRIYAT rasul ini berbeda-beda , Di Maroko dan sekitarnya mereka lebih di kenal dengan sebutan SYARIF , di daerah Hijaz  mereka lebih di kenal dengan dengan  sebutan SAYYID , sedangkan di nusantara ini umumnya mereka dikenal dengan sebutan HABIB
Pada sekitar abad 9 H sampai 14 H mulai membanjirnya hijrah kaum Alawiyin keluar Hadramaut. Mereka menyebar ke seluruh belahan dunia hingga samailah ke nusantara ini.Diantaranya mereka ada yang mendirikan kerajaan atau kesulatanan yang peninggalan nya masih dapat di saksikan hingga kini , daiantaranya Kerajaan AL-AYDRUS di surrat(INDIA), kesulatanan AL-QADRI di kepulauan komoro dan Pontianak, AL-BIN SYAHAB di siak dan kesulatanan BAFAQIH di Filipina. Tokoh utama ALAWIYIN pada masa itu adalah  AL-HABIB ADULLAH BIN ALWI AL-HADDAD (shahibul Ratib). Sejarawan HADRAMAUT, , Asy-syeikh Muhammad bamuthrif mengatakan bahwa ALAWIYIN atau qabilah ba’alawi di anggap Qabilah yang terbesar jumlahnya di HADRAMAUT dan yang paling banyak hijtah ke Asia dan Afrika
Jauh sebelum itu, pada abad-abad pertama HIJRIAH julukan ‘alawi di gunakan oleh setiap orang yang ber nasab kepada AL-IMAN ALI BIN ABI THALIB

Mohon maaf sebesar besranya bila ad kesalahan mohon di maafkan karna di sini saya tidak meng copy paste halaman . melainkan di ketik sendiri mengunakan jari saya, setelah saya membaca buku 17 HABAIB BERPENGARUH DI INDONSESIA
WASSALAM

Sabtu, 23 Februari 2013

lirick song Nancy Ajram - Ah We Noss

Mafesh haga tegi keda
Ehda habebi keda
Wa argaa zay zman
Ya ebni esmaani hatdlaani
Takhod eani kman

Mafesh haga tegi keda
Ehda habebi keda
Wa argaa zay zman
Ya ebni esmaani hatdlaani
Takhod eani kman

Habebi arab
Bos wa bos bos
Zaalan ezal ezal nos nos
Lahsan habaed abaed ah wa nos
Wa hatebaa enta aked khasran

Habebi arab
Bos wa bos bos
Zaalan ezal ezal nos nos
Lahsan habaed abaed ah wa nos
Wa hatebaa enta aked khasran

Mafesh haga tegi keda
Ehda habebi keda
Wa argaa zay zman
Ya ebni esmaani hatdlaani
Takhod eani kman

Lieh dah kol dah
Akhadt ala keda
Enta mabtzhaash malam
Teabt yana yana lyaly hayranah
Ehda baa wa kfaya haram

Habebi arab
Bos wa bos bos
Zaalan ezal ezal nos nos
Lahsan habaed abaed ah wa nos
Wa hatebaa enta aked khasran

De haga moteaba
Ekmeni tayba
Msthmlak wa baali kter
Habebi shof ana sabart kam sana
Khadt waeat maaya kbeer

De haga moteaba
Ekmeni tayba
Msthmlak wa baali kter
Habebi shof ana sabart kam sana
Khadt waeat maaya kbeer

Habebi arab
Bos wa bos bos
Zaalan ezal ezal nos nos
Lahsan habaed abaed ah wa nos
Wa hatebaa enta aked khasran

Mafesh haga tegi keda
Ehda habebi keda
Wa argaa zay zman
Ya ebni esmaani hatdlaani
Takhod eani kman

Mafesh haga tegi keda
Ehda habebi keda
Wa argaa zay zman
Ya ebni esmaani hatdlaani
Takhod eani kman

Mafesh haga tegi keda
Ehda habebi keda
Wa argaa zay zman
Ya ebni esmaani hatdlaani
Takhod eani kman

mau lagunya
DOWNLOAD DI SINI

syukron udah baca dan udah download ,,
add yah facebook ana Sayyid Helmi Ba'bud

Kamis, 21 Februari 2013

lirik lagu Nancy Ajram - Ana Yalli Bhebbak

ana yalei bhbek whdey ana
ana yalei bredk leya ana
ana yalei bomrey tbaa ana
ala wadey ya wadey whdey ana
elhwa ya hbebey... el hwa asrar
hera w gera w shog w nar
tsal kef bgar alek
walbak alam albei ygar
ala wadey ya wadey whdey ana
ana yalei bomrey tbaa ana
ana yalei bredk leya ana
ana yalei bhbek whdey ana
eldeniya bthala wana weyak
gair omrey blhtha hawak
makan albeu byarf hob wala endo galei lolak
ala wadey ya wadey whdey ana
ana yalei bomrey tbaa ana
ana yalei bredk leya ana
ana yalei bhbek whdey ana
Lirik bahasa arab
 
أنا يللي بحبك وحدي أنا
أنا يللي بريدك لي أنا
أنا يللي بعمري ببقى أنا
على وعدي يا وعدي
لوحدي انا

أنا يللي بحبك وحدي أنا
أنا يللي بريدك لي أنا
أنا يللي بعمري ببقى أنا
على وعدي يا وعدي
لوحدي انا

على وعدي يا وعدي
لوحدي انا
أنا يللي بعمري ببقى أنا
أنا يللي بريدك لي أنا
أنا يللي بحبك وحدي أنا

الهوى يا حبيبي الهوى أسرار
حيرة و غيرة و شوق و نار
بتسال كيف بغار عليك
و قلبك علم قلبي يغار

الهوى يا حبيبي الهوى أسرار
حيرة و غيرة و شوق و نار
بتسال كيف بغار عليك
و قلبك علم قلبي يغار

على وعدي يا وعدي
لوحدي انا
انا يللي بعمري ببقى انا
انا يللي بريدك لي انا
أنا يللي بحبك وحدي أنا

الدنيي بتحلى و انا وياك
غير عمري بلحظة هواك
ما كان قلبي بيعرف حب
و لا عنده غالي لولاك

الدنيي بتحلى و انا وياك
غير عمري بلحظة هواك
ما كان قلبي بيعرف حب
و لا عنده غالي لولاك

على وعدي يا وعدي
لوحدي انا
انا يللي بعمري ببقى انا
انا يللي بريدك لي انا
أنا يللي بحبك وحدي أنا

أنا يللي بحبك وحدي أنا
أنا يللي بريدك لي أنا
أنا يللي بعمري ببقى أنا
على وعدي يا وعدي
لوحدي انا

على وعدي يا وعدي
لوحدي انا
انا يللي بعمري ببقى انا
انا يللي بريدك لي انا
أنا يللي بحبك وحدي أنا 
 

Senin, 18 Februari 2013

17 Habaib Berpengaruh Di Indonesia


1.Habib Husein bin Abubakar al-Aydrus, Luar Batang, Jakarta
2.Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Attas, Pekalongan
3.Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas, Empang, Bogor
4.Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi, Surabaya
5.Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdhor, Bondowoso
6.Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf, Gresik
7.Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi, Kwitang, Jakarta
8.Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, Bogor
9.Habib Husein bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, Jombang
10.Habib Jakfar bin Syaikhan Assegaf, Pasuruan
11.Habib Ali bin Husein al-Attas, Jakarta
12.Habib Idrus bin Salim al-Jufri, Sulawesi Tengah
13.Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih, Darul Hadis, Malang
14.Habib Muhammad bin Husein al-Aydrus, Surabaya
15.Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, Jakarta
16.Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid, Tanggul, Jember
17.Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, Mekah, Saudi Arabia
SUMBER

Minggu, 17 Februari 2013

PERANAN ALAWIYIN DI NUSANTARA



Kaum Alawiyin adalah keluarga keturunan Alawi yaitu Alawi (Alwi) bin Ubaidillah bin Ahmad (Al-Muhajir) bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah ra binti Rasulullah SAW. Makna kata Alawi atau Alawiyin dalam jamaknya, memang lebih dari satu selain diatas, yakni berarti tarekat alawiyin atau pengikutnya, atau pendukung Ali bin Abi Thalib, atau keturunan Ali bin Abi Thalib. Namun berbeda makna dengan Kaum Alawi di Syiria (Suriah) karena mereka itu bermakna kaum Nushairi yang berasal dari pegunungan Alawia yang merupakan sempalan syiah ekstrem yang menyimpang dari ajaran islam bahkan tidak diakui kalangan syiah sendiri.
Tersebarnya islam tak lepas dari jasa kaum Alawiyin. Luput dari serbuan Hulagu Khan, maharaja Cina, yang menamatkan kekhalifahan Bani Abbas (1257 M), yang memang telah dikhawatirkan oleh Ahmad bin Isa, maka di Hadramaut Alawiyin menghadapi kenyataan berlakunya undang-undang kesukuan yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan kenyataan bahwa penduduk Hadramaut adalah Abadhiyun yang sangat membenci sayidina Ali bin Abi-Talib r.a. Dalam menjalankan “tugas suci” menyebarkan islam, mengikuti Kakek mereka, Nabi Muhammad SAW, banyak dari suku Alawiyin tidak segan-segan mendiami di lembah yang tandus. Alawiyin mulai memperoleh sukses dalam menghadapi Abadhiyun itu setelah Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi memilih mazhab Syafi’i.
Di antara mereka yang sangat terkenal ialah keturunan Abdul Malik bin Alwy bin Muhammad (Shohib Mirbath) bin Ali (Kholi Qosam) bin Alwy bin Muhammad bin Alwy bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir. Sayid Abdul Malik tersebut pergi dari Hadromaut dan menetap di India dan anak cucunya membaur dengan penduduk negeri dan menggunakan nama-nama dan gelar-gelar India. Dalam buku nasab kaum Alawiyin, mereka disebut sebagai keluarga Adzamat Khan. Diantara mereka pergi ke Asia Tenggara yang diantara anak cucunya kemudian dikenal di Indonesia sebagai Wali Songo.
Jamaluddin Husain al-Akbar adalah orang pertama dari keluarga Adzamat Khan yang datang dan menetap di Indonesia. Ia adalah putra Ahmad Jalal Syah (lahir dan wafat di India) bin Abdullah khan bin Abdul-Malik (wafat di India) bin Alwi (wafat di Tarim Hadromaut) bin Muhammad (Shahib Marbath) dan seterusnya sampai Imam al-Muhajir. Jamaluddin datang ke Indonesia dengan membawa keluarga dan sanak kerabatnya, lalu meninggalkan salah seorang putranya bernama Ibrahim Zain al-Akbar di Aceh untuk mengajarkan tentang Islam, sedangkan ia sendiri mengunjungi kerajaan Majapahit di Jawa kemudian merantau lagi ke daerah Bugis (Makassar dan Ujung pandang) dan berhasil dalam penyiaran Islam dengan damai sampai ia wafat di daerah Wajo, Makassar. Ia meninggalkan tiga orang putra, yaitu Ibrahim Zainuddin al-Akbar (yang ditinggal oleh ayahnya di Aceh), Ali Nurul Alam dan Zainal Alam Barakat.
Ibrahim Zainuddin al-Akbar (alias Ibrahim Asmoro) wafat di Tuban Jawa Timur dan meninggalkan tiga orang putra yakni: Ali Murtadha, Maulana Ishaq, (ayah dari Muhammad Ainul Yakin /Sunan Giri) dan Ahmad Rahmatulloh Sunan Ampel (ayah dari Ibrohim Sunan Bonang, Hasyim Sunan Drajat, Ahmad Husanuddin Sunan Lamingan, Zainal Abidin Sunan Demak, Jafar Shodiq Sunan Kudus).
Ali Nurul Alam putra dari Jamaluddin Husein Al Akbar, wafat di Anam (Siam) meninggalkan seorang putra yaitu Abdulloh Khan yang wafat di Kamphuchea (Kamboja). Dua orang putra Abdulloh beliau adalah Baabulloh Sultan Ternate dan Syarif Hidayatulloh Sunan Gunung Jati (ayah dari Sultan Hasanuddin, Sultan Banten yang pertama). Zainal Alam Barokat, putra ketiga dari Jamaluddin Husen Al Akbar, wafat di Kampuchea atau di Cermin, meninggalkan dua orang putra yaitu Ahmad Zainal Alam dan Maulana Malik Ibrohim (wafat di Gresik).
Dari kalangan keluarga Alawiyin lainnya tercatat nama-nama para pahlawan kemerdekaan RI antara lain Pangeran Diponegoro, nama beliau adalah Mas Ontowiryo beliau lahir pada tanggal 17 Nopember 1785, ayah beliau adalah Hamengkubuwono III ( Sayyid Husein bin Alwy Baabud ). Tuanku Imam Bonjol nama beliau adalah Muhammad bin Shahab lahir pada tahun 1772 ayah beliau seorang ulama yang bernama Sayid Khatib Bajanuddin Bin Shahab.
Imam Bonjol mengadakan kotak niaga dengan Amerika Serikat. Pemerintah kolonial Belanda berupaya memutuskannya dengan cara memprovokasi pecahnya perang Padri 1821-1837. Dari kontak niaga inilah masuk koin-koin emas yang di Sumatra Barat dikenal dengan sebutan Ringgit. Seperti kita ketahui bahwa Imam Bonjol bergaris darah dengan Kesultanan Pagaruyung yang terkait dengan Adityawarman.
Ulama-Ulama di Nusantara dan juga alam Minangkabau (Kesultanan Pagaruyung) dalam melakukan perjalanannya berdawah juga memegang dua hal dalam kesehariannya yaitu Dien Islam dan Perniagaan.




Wasiat Sulthanul Auliya’ Syeikh Abul Hasan asy-Syadzily: “Aku bertanya kepada guruku tentang sabda Nabi SAW: “Buatlah mudah dan jangan berbuat kesulitan, tebarkan kegembiraan dan janganlah membuat mereka terusir…” Beliau menjawab, “Tunjukkanlah mereka kepada Allah dan janganlah engkau tunjukkan mereka kepada selain Allah. Orang yang menunjukkan jalan kepada dunia, maka dunia akan menggulung anda. Orang yang menunjukkan jalan amal, maka amal itu akan membuat anda terbebani. Dan orang yang menujukkan anda kepada Allah, maka benar-benar menjadi penasehat anda.”

sumber: Islamhariini, The Way Of Alawiyin, Api Sejarah – AMS


Sekarang Menunjukkan Jam



Total Pengunjung

Selasa, 12 Februari 2013

My Biodata

Nama : Helmy Ba'Abud
Ttl : Cianjur-01-12-1996
Saya terlahir sebagai anak ke 3 dari 4 bersaudara
dan saya terlahir dari ayah keturunan Arab Hadrami .